Bahan Khotbah Kristen Tentang Menantikan Janji Tuhan
Shalom sobatku yang setia, kembali lagi dengan bahan khotbah Kristen dan pada kesempatan kali ini kita akan belajar tentang “Menantikan Janji Tuhan”. Bagi sebagian orang, menanti bukanlah perkara yang mudah. Apalagi menantikan sesuatu yang tidak diketahui kapan akan berakhirnya. Dalam bahan khotbah kali ini, kita akan belajar bersama bagaimana para rasul juga diperhadapkan pada sebuah penantian. Mereka manantikan janji Bapa, yaitu Turunnya Roh Kudus. Baca Juga: Menikmati Janji Tuhan
Seperti yang pernah Yesus katakana kepada murid-murid-Nya, ketiaka Ia kembali baik ke surga untuk menyediakan tempat bagi kita, Roh Kudus akan turun memenuhi setiap gereja-Nya. Dalam masa-masa penantian akan janji Tuhan, bagaimana para rasul dan murid-murid Kristus yang lain itu menghabiskan waktu mereka ?
MENANTIKAN JANJI TUHAN
Kisah Para Rasul 1:12-14
I. Berdoa dan Menaikan Permohonan
Doa merupakan nafas kehidupan orang percaya. Doa juga cara berkomunikasi dengan Allah. Dalam penantian itu mereka memutuskan berdoa bersama menaikan permohonan kepada Tuhan karena mereka tahu bahwa tantangan pelayanan mereka ke depan akan jauh lebih sulit dan berbahaya.
Doa pribadi penting namun tak kalah penting juga ialah doa bersama. Mengajak orang lain juga berdoa dan menaikan permohonan. Ini menunjukan mereka melibatkan Tuhan dalam setiap pelayanan yang mereka kerjakan untuk kemulian nama Tuhan.
II. Berdoa Dengan Tekun
Tekun adalah keputusan atau ketetapan hati, komitmen yang kuat (teguh), bersungguh-sungguh, rajin, dan tuntas dalam melakukan apapun. Para Rasul bertekun dalam doa saat menantikan turunnya Roh Kudus. Di zaman modern yang serba gampang dan mudah untuk mendapatkan informasi, hal ini mengakibatkan pudarnya ketekuan untuk berharap kepada Tuhan dalam doa.
III. Berdoa Dengan Sehati
Arti sehati ialah “hati kita ada di situ”, atau bersungguh hati, berkeinginan untuk terlibat bukan hanya mendengar dan menyaksikan tapi turut terlibat dan melakukan. Dari kata sehati berarti lebih dari satu orang. Ini menunjukan:
- bahwa mereka berkumpul bersama-sama dalam kasih yang kudus
- bahwa tidak ada pertengkaran atau perselisihan di antara mereka
- saling mengerti, memahami, peduli, kerjasama yang terjaling dengan harmonis, ada persatuan dan kesepakatan. Inilah yang menunjukan kesiapan para murid menerima Roh Kudus.
Para Rasul dan murid-murid Kristus yang lain, mereka semua mempergunakan waktu yang ada dalam penantian akan turunnya Roh Penghibur itu. Mereka memaksimalkan hidup mereka dengan bertekun dalam doa, yang dilakukan secara berjamaah dengan sehati sepikir untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Sikap ini hendaknya juga ditemui dalam diri orang-orang percaya masa kini untuk menantikan janji Tuhan akan kedatangan-Nya yang kedua, untuk menjemput saleh-saleh-Nya. Amin. Baca Juga: Kepastian Janji Tuhan
Seperti yang pernah Yesus katakana kepada murid-murid-Nya, ketiaka Ia kembali baik ke surga untuk menyediakan tempat bagi kita, Roh Kudus akan turun memenuhi setiap gereja-Nya. Dalam masa-masa penantian akan janji Tuhan, bagaimana para rasul dan murid-murid Kristus yang lain itu menghabiskan waktu mereka ?
MENANTIKAN JANJI TUHAN
Kisah Para Rasul 1:12-14
I. Berdoa dan Menaikan Permohonan
Doa merupakan nafas kehidupan orang percaya. Doa juga cara berkomunikasi dengan Allah. Dalam penantian itu mereka memutuskan berdoa bersama menaikan permohonan kepada Tuhan karena mereka tahu bahwa tantangan pelayanan mereka ke depan akan jauh lebih sulit dan berbahaya.
Doa pribadi penting namun tak kalah penting juga ialah doa bersama. Mengajak orang lain juga berdoa dan menaikan permohonan. Ini menunjukan mereka melibatkan Tuhan dalam setiap pelayanan yang mereka kerjakan untuk kemulian nama Tuhan.
II. Berdoa Dengan Tekun
Tekun adalah keputusan atau ketetapan hati, komitmen yang kuat (teguh), bersungguh-sungguh, rajin, dan tuntas dalam melakukan apapun. Para Rasul bertekun dalam doa saat menantikan turunnya Roh Kudus. Di zaman modern yang serba gampang dan mudah untuk mendapatkan informasi, hal ini mengakibatkan pudarnya ketekuan untuk berharap kepada Tuhan dalam doa.
III. Berdoa Dengan Sehati
Arti sehati ialah “hati kita ada di situ”, atau bersungguh hati, berkeinginan untuk terlibat bukan hanya mendengar dan menyaksikan tapi turut terlibat dan melakukan. Dari kata sehati berarti lebih dari satu orang. Ini menunjukan:
- bahwa mereka berkumpul bersama-sama dalam kasih yang kudus
- bahwa tidak ada pertengkaran atau perselisihan di antara mereka
- saling mengerti, memahami, peduli, kerjasama yang terjaling dengan harmonis, ada persatuan dan kesepakatan. Inilah yang menunjukan kesiapan para murid menerima Roh Kudus.
Para Rasul dan murid-murid Kristus yang lain, mereka semua mempergunakan waktu yang ada dalam penantian akan turunnya Roh Penghibur itu. Mereka memaksimalkan hidup mereka dengan bertekun dalam doa, yang dilakukan secara berjamaah dengan sehati sepikir untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Sikap ini hendaknya juga ditemui dalam diri orang-orang percaya masa kini untuk menantikan janji Tuhan akan kedatangan-Nya yang kedua, untuk menjemput saleh-saleh-Nya. Amin. Baca Juga: Kepastian Janji Tuhan