Bahan Khotbah Kristen Tentang Memberi
Shalom sobatku yang setia, kembali lagi dengan bahan khotbah Kristen dan pada kesempatan kali ini kita akan belajar tentang “Memberi”. Bahan khotbah ini terabil dari Matius 6:1-4 dan dalam pasal sebelumnya, Tuhan Yesus memperlengkapi dan mengajarkan murid-murid-Nya untuk bagaimana menghadapi pengajaran dan pendapat-pendapat yang rusak dari para ahli Taurat dan orang Farisi. Baca Juga: Hidup Dalam Kasih
Dalam pasal ini, Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid-Nya mengenai prilaku buruk orang Farisi dan ahli Taurat yang melakukan dosa, yang meskipun tidak mereka akui dalam pengajaran mereka,namun tampak jelas dalam prilaku mereka. Prilaku buruk ini sudah bukan rahasai, bahkan sudah dikenal luas dan dianjurkan bagi para pengikut mereka. Dosa itu dilakukan dalam kemasan yang begitu rapi dan baik yaitu dalam prihal memberi. Dosa tadi ialah kemunafikan dan pikiran duniawi.
MEMBERI
Matius 6:1-4
Bagaimana sikap seorang murid Kristus dalam hal memberi?
I. Memberi Dengan Menghindari Kemunafikan (1-2)
- Jangan hanya sebatas kewajiban agama.
Memberi adalah wujud dari kesadaran orang percaya dalam mengerjakan keselamatan yang sudah diterima dari Tuhan Yesus Kristus.
- Jangan untuk mendapat pujian atau kebanggaan/ada kepentingan pribadi/pikiran duniawi
Memeberi dengan ketulusan hati, tidak munafik, serta hati yang murni, menurut kemampuan masing-masing jangan karena paksaan.
- Memeberi dengan kemunafikan tidak akan mendapat upah
II. Memberi Dengan Motivasi Yang Benar (3-4)
- Memberi merupakan Perintah Tuhan dan tugas orang percaya (Mat 5:16)
- Memberi dengan Tulus, ikhlas, rela hati
- Motivasi yang benar akan dipandang oleh Allah sebagai investasi yang bernilai kekal.
Dari peringatan mengenai prilaku orang farisi dan ahli Taurat kepada murid-murid Yesus ini, kita orang percaya masa kini dapat belajar untuk tidak berprilaku sama seperti orang farisi dan para ahli Taurat, namun sebaliknya membangun motivasi yang benar dalam hal memberi. Dengan memberi kita dapat mempraktekan bukti nyata dari kasih Allah yang telah kita alami seperti teladan Kristus yang dengan rela memberi nyawa-Nya untuk menebus kita dari dosa. Jadi dapat dikatakan, memberi adalam praktek kasih orang percaya agar orang lain dapat mengenal Kristus dari perbuatan-perbuatan kita yang baik itu. Bahan khotbah ini menyadarkan kembali untuk kita lebih termotivasi hidup sebagai anak-anak terang yang mempraktekan hal memberi itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.
Dalam pasal ini, Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid-Nya mengenai prilaku buruk orang Farisi dan ahli Taurat yang melakukan dosa, yang meskipun tidak mereka akui dalam pengajaran mereka,namun tampak jelas dalam prilaku mereka. Prilaku buruk ini sudah bukan rahasai, bahkan sudah dikenal luas dan dianjurkan bagi para pengikut mereka. Dosa itu dilakukan dalam kemasan yang begitu rapi dan baik yaitu dalam prihal memberi. Dosa tadi ialah kemunafikan dan pikiran duniawi.
MEMBERI
Matius 6:1-4
Bagaimana sikap seorang murid Kristus dalam hal memberi?
I. Memberi Dengan Menghindari Kemunafikan (1-2)
- Jangan hanya sebatas kewajiban agama.
Memberi adalah wujud dari kesadaran orang percaya dalam mengerjakan keselamatan yang sudah diterima dari Tuhan Yesus Kristus.
- Jangan untuk mendapat pujian atau kebanggaan/ada kepentingan pribadi/pikiran duniawi
Memeberi dengan ketulusan hati, tidak munafik, serta hati yang murni, menurut kemampuan masing-masing jangan karena paksaan.
- Memeberi dengan kemunafikan tidak akan mendapat upah
II. Memberi Dengan Motivasi Yang Benar (3-4)
- Memberi merupakan Perintah Tuhan dan tugas orang percaya (Mat 5:16)
- Memberi dengan Tulus, ikhlas, rela hati
- Motivasi yang benar akan dipandang oleh Allah sebagai investasi yang bernilai kekal.
Dari peringatan mengenai prilaku orang farisi dan ahli Taurat kepada murid-murid Yesus ini, kita orang percaya masa kini dapat belajar untuk tidak berprilaku sama seperti orang farisi dan para ahli Taurat, namun sebaliknya membangun motivasi yang benar dalam hal memberi. Dengan memberi kita dapat mempraktekan bukti nyata dari kasih Allah yang telah kita alami seperti teladan Kristus yang dengan rela memberi nyawa-Nya untuk menebus kita dari dosa. Jadi dapat dikatakan, memberi adalam praktek kasih orang percaya agar orang lain dapat mengenal Kristus dari perbuatan-perbuatan kita yang baik itu. Bahan khotbah ini menyadarkan kembali untuk kita lebih termotivasi hidup sebagai anak-anak terang yang mempraktekan hal memberi itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.