Bahan Khotbah Kristen Tentang Teladan Hidup
Ketika hidup kita dapat dijadikan teladan atau kata yang lebih sederhan, kita mampu menjadi contoh bagi orang lain, tentu ada rasa kebanggaan tersendiri bagi kita karena merasa mampu membawa pengaruh baik bagi orang-orang di sekeliling kita. Menjadikan hidup kita untuk mampu diteladani bukanlah perkara yang mudah, diperlukan tekat, pengorbanan diri untuk melakukan kebiasan-kebiasaan baik yang membangun karakter dalam diri. Bentuk pengemasan diri seperti ini biasa kita sebut personal branding.
PERSONAL BRANDING UMAT ALLAH
PERSONAL BRANDING UMAT ALLAH
Daniel 1: 3-21
Tanpa disadari Daniel dan kawan-kawan (Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) untuk mencapai kesuksesannya terus membentuk personal branding dalam diri mereka, bahkan disituasi sulit personal branding itu semakin teruji. Personal branding mengacu pada proses membangun persona publik tentang anda. Sebagai pengikut umat Allah kita pun patut membangun personal branding ini dalam diri kita. Mengkomunikasikan nilai-nilai keKristenan, keyakinan iman, tujuan hidup di dalam Kristus dsb, sehingga itu menjadi personal branding kita sebagai uamat Allah.
Apa saja manfaat yang bisa didapat orang dari menciptakan branding pada diri sendiri? Terlebih personal branding sebagai umat Allah?
I. Pengembangan Kepercayaan (10-13)
Pada ayat 3-5 diceritakan bahwa raja mulai merekrut orang terbaik dari negerinya ataupun orang-orang Israel untuk dapat bekerja pada raja. Menjadi seorang pekerja kerajaan bukanlah hal yang mudah, mereka didik selama tiga tahun dan sepanjang waktu mereka selalu diawasi. Saat Daniel dkk menolak untuk memakan santapan raja dan meminum anggur yang biasa diminum raja, pemimpin pegawai istana memperingatkan mereka. Tetapi Daniel tetap menunjukannya ketaatan kepada Allah yang dia sembah yaitu Allah Israel yang hidup.
Untuk membangun kepercayaan pada orang lain tentang diri kita, kita tidak selalu sependapat dengan orang lain. Ada prinsip-prinsip kebenaran yang selalu kita pegang menjadi dasar setiap tindakan kita. Kepercayaan itu terbangun saat kita mampu mebuktikan prinsip kebenaran yang kita pegang memberi dampak positif bagi orang lain(15). Memiliki branding yang baik juga menciptakan niat yang jelas dan tulus, yang merupakan kunci untuk menumbuhkan kepercayaan.
II. Membangun Koneksi (11-14)
Ada banyak orang yeng berinteraksi dengan Daniel dkk, pegawai kepala istana, pegawai-pegawai yang lain, bahkan tidak menutup kemungkinan setalah masa pelatihan mereka berhasil meraka akan berjumpa langsung dengan raja(19).
Personal Branding membantu seseorang membangun koneksi di berbagai bidang dan membangun spesialisasi mereka. Dengan personal branding yang dimiliki Daniel dkk, mereka mampu membangun koneksi dengan raja. Sebagai orang percaya masa kini kita perlu membangun personal branding agar kita memiliki jangkauan koneksi yang luas, sehingga pemberitaan injil dapat kita lakukan, sesuai perintah Tuhan Yesus Kristus sebelum Ia terangkat ke sorga. Di era digital sekarang tidak ada batasn untuk membranding diri sendiri, sehingga koneksi yang kita punya luas, bebas, tanpa batas.
III. Membangun Kredibilitas (18-20)
Personal Branding membantu seseorang dalam menetapkan namanya sebagai pemimpin untuk memikirkan dan ahli dalam bidang spesialisasinya. Ini membantu dalam mendapatkan pengakuan dibidang keahlian mereka.
Ketika diperhadapkan kepada raja, raja Nebukadnezar bercakap-cakap dengan mereka dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel dkk, maka bekerjalah mereka itu pada raja. Bahkan dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Sebagai murid-murid Kristus dengan personal branding orang percaya kita perlu belajar dari Daniel dkk, bahwa dalam mengikut Tuhan tidak hanya diperlukan modal kepercayaan dan koneksi saja tetapi kredibilitas, meningkatkan pengetahuan kognitif, dsb membuat orang melihat Kristus di dalam kita. Menjadi teladan dalam hidup dengan membentuk personal branding sebagai orang percaya itu menjadikan kita alat kebenaran Allah untuk meberitakan injil-Nya.
Tanpa disadari Daniel dan kawan-kawan (Sadrakh, Mesakh, dan Abednego) untuk mencapai kesuksesannya terus membentuk personal branding dalam diri mereka, bahkan disituasi sulit personal branding itu semakin teruji. Personal branding mengacu pada proses membangun persona publik tentang anda. Sebagai pengikut umat Allah kita pun patut membangun personal branding ini dalam diri kita. Mengkomunikasikan nilai-nilai keKristenan, keyakinan iman, tujuan hidup di dalam Kristus dsb, sehingga itu menjadi personal branding kita sebagai uamat Allah.
Apa saja manfaat yang bisa didapat orang dari menciptakan branding pada diri sendiri? Terlebih personal branding sebagai umat Allah?
I. Pengembangan Kepercayaan (10-13)
Pada ayat 3-5 diceritakan bahwa raja mulai merekrut orang terbaik dari negerinya ataupun orang-orang Israel untuk dapat bekerja pada raja. Menjadi seorang pekerja kerajaan bukanlah hal yang mudah, mereka didik selama tiga tahun dan sepanjang waktu mereka selalu diawasi. Saat Daniel dkk menolak untuk memakan santapan raja dan meminum anggur yang biasa diminum raja, pemimpin pegawai istana memperingatkan mereka. Tetapi Daniel tetap menunjukannya ketaatan kepada Allah yang dia sembah yaitu Allah Israel yang hidup.
Untuk membangun kepercayaan pada orang lain tentang diri kita, kita tidak selalu sependapat dengan orang lain. Ada prinsip-prinsip kebenaran yang selalu kita pegang menjadi dasar setiap tindakan kita. Kepercayaan itu terbangun saat kita mampu mebuktikan prinsip kebenaran yang kita pegang memberi dampak positif bagi orang lain(15). Memiliki branding yang baik juga menciptakan niat yang jelas dan tulus, yang merupakan kunci untuk menumbuhkan kepercayaan.
II. Membangun Koneksi (11-14)
Ada banyak orang yeng berinteraksi dengan Daniel dkk, pegawai kepala istana, pegawai-pegawai yang lain, bahkan tidak menutup kemungkinan setalah masa pelatihan mereka berhasil meraka akan berjumpa langsung dengan raja(19).
Personal Branding membantu seseorang membangun koneksi di berbagai bidang dan membangun spesialisasi mereka. Dengan personal branding yang dimiliki Daniel dkk, mereka mampu membangun koneksi dengan raja. Sebagai orang percaya masa kini kita perlu membangun personal branding agar kita memiliki jangkauan koneksi yang luas, sehingga pemberitaan injil dapat kita lakukan, sesuai perintah Tuhan Yesus Kristus sebelum Ia terangkat ke sorga. Di era digital sekarang tidak ada batasn untuk membranding diri sendiri, sehingga koneksi yang kita punya luas, bebas, tanpa batas.
III. Membangun Kredibilitas (18-20)
Personal Branding membantu seseorang dalam menetapkan namanya sebagai pemimpin untuk memikirkan dan ahli dalam bidang spesialisasinya. Ini membantu dalam mendapatkan pengakuan dibidang keahlian mereka.
Ketika diperhadapkan kepada raja, raja Nebukadnezar bercakap-cakap dengan mereka dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel dkk, maka bekerjalah mereka itu pada raja. Bahkan dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Sebagai murid-murid Kristus dengan personal branding orang percaya kita perlu belajar dari Daniel dkk, bahwa dalam mengikut Tuhan tidak hanya diperlukan modal kepercayaan dan koneksi saja tetapi kredibilitas, meningkatkan pengetahuan kognitif, dsb membuat orang melihat Kristus di dalam kita. Menjadi teladan dalam hidup dengan membentuk personal branding sebagai orang percaya itu menjadikan kita alat kebenaran Allah untuk meberitakan injil-Nya.